Tuesday 4 November 2014

Jenazah Tidak Dapat Diturunkan, Kubur Mengecil




Korban pembunuhan sadis oleh suaminya sendiri, jenazah Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo akhirnya sampai di kampung halamannya di Kelurahan Sukamenanti, Provinsi Lampung pada hujung minggu yang lepas.

Setelah mengurus surat-surat yang berkaitan dengan pemulangan jasad, jenazah Mayang kemudian dikuburkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Griliyo di Kelurahan Sukamenanti Baru, Kecamatan Kedaton, Bandarlampung yang berjarak 700 meter dari rumahnya.

Jasad Mayang diperlakukan sebagai jenazah laki-laki dan di batu nisannya tertulis nama aslinya sebagai laki-laki iaitu Febri Andriansyah.

“Jenazah dihantar ke TPU dengan ambulans serta dikawal oleh polis, aparat kecamatan dan keluarga,” ujar Yusuf.

Liang lahad untuk menempatkan jenazah Febri sudah disiapkan 15 hari sebelum kepulangannya. Namun ketika akan dikuburkan, ternyata ukuran liangnya kurang sedikit sehingga menyebabkan penguburan harus ditunda beberapa saat untuk dilebarkan.




Karangan bunga dari gubernur dan ketua DPRD Provinsi Lampung terlihat menghiasi bagian depan rumah kecil keluarga Febri. Walau kesedihan masih terlihat jelas ketika pemakaman berlangsung, orangtua mengaku sudah ikhlas dengan kematian tragis anak sulung dari tiga bersaudara tersebut.

Pemakaman Mayang kemarin diwarnai dengan isak tangis keluarga dan teman-temannya.

Nining Sukarni, ibunda korban mengatakan sangat bersyukur jenazah anak sulungnya bisa dimakamkan sesuai dengan semestinya. “Saya berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam kepungurusan pemulangan jenazah almarhum,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah menunggu jenazah sejak lama, untuk dapat dimakamkan dengan layak. Tempat kuburnya pun, telah disiapkan sejak dua minggu lalu.

Sepanjang pemakaman, terdengar suara esak tangis dari keluarga dan sahabat Mayang. Bahkan puluhan rakan Mayang yang transgender juga ikut hadir di sana.

Penantian panjang keluarga Mayang Prasetyo akhirnya usai. Peti jenazah korban mutilasi di Brisbane, Australia ini tiba di Bandara Raden Inten II Lampung Selatan, Sabtu sekitar pukul 11.00 WIB.

Sebaik sahaja tiba, keluarga Mayang histeria, bahkan adik Mayang,Gebi Dendrian jatuh pengsan.
Nining Sukarni, siibu kelihatan cukup tabah. Justru ia dibantu beberapa kerabatnya mencoba menenangkan adik Mayang.

“Kami sekeluarga sudah lega akhirnya Mayang bisa pulang dan dimakamkan dengan normal. Kami semua sudah ikhlaskan kepergian Mayang,” ungkap Nining.

Usai disemayamkan, jenazah disalatkan di masjid Taufikurahman dan dimakamkan di Pemakaman Umum Giri Loya. Sejumlah kerabat dan rekan Mayang, tampak hadir di pemakaman. Suara tangisan terus terdengar selama proses pemakaman berlangsung.




Di pemakaman, keluarga memajang foto Mayang saat dia masih menjadi Febri Andriansyah. Selain itu, nama yang diukir di pusara kubur juga menggunakan nama Febri Andriasyah.

Setiba di Lampung, Jenazah Mayang Prasetyo lantas dikebumikan di tempat pemakaman Griliyo, Kelurahan Sukamenanti baru, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung sekitar pukul 11.

Sebelum dimakamkan, Mayang Prasetyo juga sempat disholati oleh dua deret shaf jamaah solat jenazah.

Setelah dishalatkan di Masjid Taufiqurrahman, jenazah Mayang Prasetyo langsung dibawa ke TPU Giriloyo Kelurahan Sukamenanti yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah duka.

Dalam proses solat jenazah ini, jenazah Mayang Prasetyo diperlakukan sebagai layaknya seorang muslim.

Linangan air mata tak henti-hentinya mengalir dari Ibunda Mayang Prasetyo alias Febri Ardiansyah saat menyaksikan Mayang disemayamkan.




Sebelumnya, kehebohan pada acara pemakaman Mayang Prasetyo ini pun sempat terjadi ketika salah seorang penduduk tergelincir dan hampir jatuh ke dalam liang lahat Mayang Prasetyo.

Keadaan liang kubur Mayang Prasetyo tersebut memang sangat licin, bahkan sehari sebelum jenazah tiba beberapa warga telah sibuk untuk menguras air yang memenuhi liang lahat.

Salah satu pria yang ikut mempersiapkan liang lahat Mayang Prasetyo menuturkan bahwa liang tersebut telah digali sekitar dua minggu yang lalu, tetapi karena sehari sebelumnya turun hujan, maka warga pun kembali harus menguras liang kubur Mayang.





Kalau suka LIKE,Follow sahaja, Jangan lupa Comment. TQ

0 comments:

Post a Comment